SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN
BAB
I & BAB II
STUDI
KASUS
OLEH
MUTIARA BASARIA SIHOMBING
NIM
: 140521080
JURUSAN : MANAJEMEN
EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
BAB I
DASAR-DASAR SISTEM INFORMASI
DALAM BISNIS
KASUS 3
Halaman
43
CONTOH STUDY KASUS
PERUSAHAAN
TAKSI “BLUE BIRD”
Blue
Bird Group merupakan market leader dalam bisnis transportasi, Blue Bird sudah menjadi brand yang kuat dan dikenal luas
oleh masyarakat. Diawali dengan armada
25 taksi pada tahun 1972, kini setelah lebih dari 30 tahun mendalami bisnis
jasa transportasi, Blue Bird telah
berkembang pesat dengan sekitar 12000 armada-nya yang tersebar di seluruh penjuru Jakarta.
Kesuksesan yang diraih oleh Blue Bird ini tak lepas dari upaya Blue Bird dalam memanfaatkan
teknologi. Berawal sekitar tahun 1972, Blue Bird yang mengimplementasikan
pertama kali di Indonesia sistem komunikasi radio serta penggunaan argometer yang ketat untuk
armada-armadanya. Jejak langkah Blue Bird
ini diikuti pula oleh perusahaan taksi lainnya yang beroperasi di Indonesia.
Sekitar beberapa tahun terakhir ini Blue Bird sudah menggunakan teknologi GPS
(Global Positioning System). Selain
digunakan untuk melacak posisi armada-armadanya, GPS ini juga digunakan sarana berkomunikasi antara
armada taksi dengan Call Center.
Berbeda
dengan teknologi komunikasi radio yang terbatas pada komunikasi suara yang sudah umum digunakan oleh operator-operator
taksi, teknologi GPS ini mempermudah operator
dalam menentukan posisi konsumen dan armada mana yang dapat menjangkaunya, sehingga pelayanan bisa
dilakukan lebih cepat dan mengurangi antrean pemesanan. Keunggulan lainnya, konsumen tidak
perlu mendengarkan suara dari radio komunikasi
ketika ada pemesanan yang masuk ke pengemudi taksi. Perkembangan Blue Bird tidak cukup hanya di
kota Jakarta dan sekitarnya saja, melainkan
di kota-kota besar lain di Indonesia. Di Bali, sejak tahun 1989 Blue Bird Group telah menempatkan armada Golden
Bird-nya, yang diikuti dengan armada taksi regular Bali Taksi pada tahun 1994. Kemudian
berturut-turut pada tahun 1996 dan 1997,
taksi regular memasuki Lombok dengan nama Lombok Taksi dan kota Surabaya dengan nama Surabaya Taksi. Sekitar bulan
November 2005, Blue Bird mulai menjamah
kota Bandung dengan 75 armada taksi regulernya. Meskipun dengan jumlah armada yang masih sedikit, Bandung Taksi ini
mendapatkan pertentangan yang cukup keras
dari operator-operator taksi lainnya di Bandung. Harus diakui jika reputasi dan
brand image yang telah diposisikan oleh
Blue Bird Group, cukup menjadi ancaman terhadap
operator taksi lainnya.
Blue
Bird pada saat ini meningkatkan diversifikasi produknya ke jasa angkutan non-penumpang Blue
Bird dengan menyediakan jasa Truk Container, yaitu Iron Bird dan Angkutan
Kontenindo Antarmoda. Di luar usaha transportasi
primer, Blue Bird juga telah mendirikan Holiday Resort Lombok, dan perusahaan
manufacture otomotif seperti Everlite, Restu Ibu, Ziegler Indonesia, serta usaha service lain seperti Jasa Alam, Gas
Biru, dan Ritra Konnas Freight Centre. Perusahaan transportasi Blue Bird
berhasil mengimplemantasikan solusi Business
Intelligent (BI), yakni SAP NetWeaver Business Intelligent (SAP NetWeaver BI). Ini
merupakan suatu solusi yang mengolah data mentah menjadi informasi pendukung pengambilan keputusan perusahaan dan
proses bisnis sehingga mampu memberikan
gambaran lengkap dari bisnis untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda dari para pengguna, professional TI dan
manajemen senior. Solusi ini disediakan melalui
teknologi portal enterprise dan menyediakan kepada para penggunanya suatu
infrastruktur andal, peralatan yang komprehensif, kemampuan untuk melakukan perencanaan dan simulasi, serta
fungsionalitas data-warehousing.
Aplikasi
Business Intelligent diperlukan
perusahaan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan menyediakan akses ke data guna membantu
penggunanya mengambil keputusan bisnis secara
akurat. SAP (System Application and
Product) adalah software ERP (Enterprise Resources Planning), yaitu merupakan tools IT
dan manajemen dalam membantu pencanaan
dan kebijakan perusahaan didalam mengambil keputusan, serta merupakan software yang diimplementasikan untuk
mendukung organisasi dalam menjalankan kegiatan
operasional secara lebih efisien dan efektif. SAP terdiri dari serangkaian
modul aplikasi yang mampu mendukung
semua transaksi perusahaan. Semua modul dalam aplikasi SAP dapat diintegrasikan secara
terpadu antara satu dengan lainnya serta memungkinkan ketersediaan data yang akurat dan
aktual. ERP merupakan suatu perangkat
lunak yang didesain untuk memadukan proses bisnis yang ada, pengunaan database perusahaan
untuk menghasilkan informasi yang valid.
ERP dan Business Intelligence mempunyai keterkaitan, ERP merupakan sistem yang menintegrasikan seluruh sistem yang ada
dalam suatu perusahaan untuk mendapatkan
informasi yang benar dan digunakan untuk pengambilan keputusan.
Proses
implementasi Business Intelligent di Blue Bird Group dapat berjalan dengan baik
karena garis besar cakupan proyek dan
indikator kinerja kunci perusahaan sangat jelas. Di samping itu, proses implementasi secara
hirarki dan dengan dukungan tenaga-tenaga konsultan yang professional dan berkualitas
juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan proses implementasi. Konsultan
yang andal memahami bahwa pendekatan dari
bottom up untuk mengimplementasikan business intelligent akan membutuhkan waktu yang panjang. Sedangkan metode top down
merupakan metode yang tepat untuk mengimplementasikan
Business Intelligent. Blue Bird Group
mengimplementasikan SAP Netweaver BI untuk modul-modul Financial Accounting (FI), Controlling (CO),
CO Profitability Analysis (CO PA) Plant Maintenance
(PM), dan modul yang dirancang khusus yang dinamakan “Taximeter System” dari legacy VB sistem perusahaan.
Proses implementasi dilakukan oleh Hermis consulting. Pada fase pertama, SAP NetWeaver
BI “GO Live”.
Mengingat
pertumbuhan bisnis yang kian kompleks,
Blue Bird Group mengimplementasikan SAP Business Suite, yang membantu
perusahaan mengonsolidasikan operasional yang terdiri dari 28 cabang perusahaan, lebih dari 70 pool. Setelah
itu, Blue Bird Group membutuhkan suatu
sistem yang mampu mengelola laporan-laporan yang dihasilkan SAP Business Suite guna menjadi informasi akurat yang dapat
diakses secara cepat dan tepat untuk proses
pembuatan keputusan. Blue Bird selanjutnya menginstal SAP NetWeaver BI sebagai suatu solusi yang membantu perusahaan
untuk mendapatkan manfaat yang maksimal
dari sistem SAP-nya. Melalui implementasi solusi tersebut, Blue Bird berkeinginan
memiliki suatu solusi BI yang memberikan fungsionalitas menyeluruh dan terbaik, serta di saat yang bersamaan juga
menyediakan fitur-fitur bagi kebutuhan spesifik
industri. Disamping itu, solusi harus mampu mengintegrasikan data dari berbagai perusahaan dan mentransformasikan ke
dalam bentuk yang dapat dipraktekan, informasi
bisnis yang tepat waktu untuk mendorong proses pembuatan keputusan, serta menghasilkan tindakan-tindakan yang strategis
dan bisnis yang solid. Kelompok usaha
Blue Bird telah mengumumkan rampungnya pengimplementasian
solusi peranti lunak SAP dalam sistem Teknologi Informasi mereka. Sebagai perusahaan transportasi yang
armadanya mencapai lebih dari 15.000 kendaraan,
Blue Bird memerlukan solusi TI yang handal untuk memantau banyak hal dalam operasionalnya sehari-harinya, Order
pelanggan, kendaraan yang beroperasi dan yang dalam perawatan, sampai konsumsi
bahan bakar, perlu terdata dengan baik. Dengan
tujuan integrasi dan akurasi data, solusi MySAP Business Suite dimanfaatkan Blue Bird untuk menangani semua itu. MySAP
Business Suite merupakan solusi peranti lunak
dengan fungsi luas. Dengannya, Blue Bird dapat memonitor banyak informasi penting secara mudah dan tepat waktu. Data
tersebut akan tersedia sesuai dengan informasi
yang diperlukan oleh jajaran management untuk membuat keputusan secara cepat. Ini tentu meningkatkan efisiensi perusahaan.
Implementasi mySAP Business Suite
tersebut meliputi fungsi keuangan, controlling, sales & distribution,
material management dan fleet
management.
Di
samping itu, SAP secara khusus mengembangkan
dua fungsi lain untuk Blue Bird, yakni Driver Management dan Operation & Reservation Management agar
bisa disatukan dengan sistem mereka yang berbasiskan Visual Basic. Implementasi SAP
dapat membawa perubahan besar bagi perusahaan
ini. Dapat dibayangkan hanya dengan mengklik sebuah tombol, maka dapat melihat visibilitas di seluruh operasional
perusahaan. Blue Bird Group merintis penggunaan MDT (Mobile Data Transfer) dan
GPS sebagai instrument pelengkap di
taksinya. MDT mirip seperti pager, dimana setiap informasi yang terkait dengan pengemudi akan
tampil dilayarnya. MDT juga merupakan
alat penangkap order dalam radius 3-4 km untuk setiap order yang dilelang via data komputer, sehingga tidak ada istilah
lagi pengemudi berebut order atau spekulasi
posisi taksi yang terlalu jauh dari tempat jemput konsumen. Pada saat ini 50% lebih mobil-mobil Blue Bird sudah dilengkapi
dengan teknologi global positioning system
(GPS) yang dapat memantau keberadaan mobil di jalan raya. Dengan alat ini mobil dapat dilacak di manapun keberadaannya.
Selain memudahkan para pengemudi, penumpang
juga merasa lebih terlindungi jika menggunakan Blue Bird. Sampai saat ini masih sedikit perusahaan taksi lainnya yang
menggunakan GPS dikarenakan biayanya sangat
tinggi dan harga GPS per unit mobil adalah Rp 15 juta. Pihak manajemen
merencanakan semua taksi Blue Bird akan dilengkapi dengan sistem GPS. Salah
satu strategi yang digunakan Blue Bird
didalam memelihara loyalitas pelanggannya ialah dengan menyediakan credit voucher yang tidak
hanya untuk korporat saja, namun juga untuk
perorangan. Pihaknya juga hendak menyediakan tabel diskon tertentu. Pelanggan yang loyal pada Blue Bird dengan program ini
akan dapat menggunakan taksi dengan harga
diskon, besarannya bervariasi antara 5%-15%.
Pada saat ini Blue Bird memiliki pelanggan korporat lebih dari 650 perusahaan.
Selama ini banyak masyarakat yang mengenal
Blue Bird memang bukan karena tarifnya yang murah, melainkan karena nyaman, aman, berkualitas dan lain sebagainya.
Sebagai langkah akhir, yang dapat dilakukan
Blue Bird untuk mempertahankan adalah dengan meningkatkan kualitas layanan yang aman dan nyaman. Untuk menjamin
hal tersebut, pihak Blue Bird sering menggunakan
mistery shopper atau penumpang yang diminta untuk menguji sopir. Seiring dengan itu, pelatihan bagi para
pengemudi mengenai pentingnya layanan pun terus digencarkan guna memberikan yang terbaik
bagi pelanggan. Basis usaha Blue Bird
terletak pada jasa transportasi, khususnya adalah taksi dan alat angkutan / kendaraan. Secara langsung yang menjadi
penggerak utama usaha ini adalah para pengemudi-nya.
Selain berfungsi utama sebagai driver, pengemudi juga menjalankan fungsi sebagai customer service dan sales
force, karena mau tidak mau, para pengemudi inilah yang akan berhadapan langsung dengan
penumpang / customer. Para pengemudi di
Blue Bird dilatih secara khusus dalam berbagai tahapan training. Dari para pengemudi
inilah image Blue Bird dibangun. Sehingga tidak heran bila masyarakat mengenal Blue Bird karena para pengemudinya
yang baik dan jujur.
PERTANYAAN
STUDI KASUS
1.
Mengapa
perusahaan manufaktur harus membangun produk yang pintar dan menyediakan jasa
yang pintar ?Apa manfaat bisnis yang bisa diperoleh?
2.
Teknologi
Informasi apa yang digunakan oleh perusahaan dalam kasus ini untuk membangun
produk pintar dan menyediakan layanan pintar? Komponen IT apa lagi yang dapat
digunakan?
3.
Apa
yang menjadi batasan bagi sebuah strategi produk dan layanan pintar?
PENYELESAIAN
1.
sebuah
perusahaan, diperlukan adanya sistem informasi manajemen untuk mengatur arus
kegiatan dan informasi dalam perusahaan yang bersangkutan. Dengan sistem
informasi manajemen yang terorganisir, manajemen dapat mengambil keputusan yang
tepat bagi perusahaan. Tanpa adanya sistem informasi yang baik, niscaya
perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan dan bersaing dengan
para kompetitornya. Beberapa tahun yang lalu,sistem informasi perusahaan
mungkin masih dikembangkan secara sederhana. Sistem yang ada akan diatur dan
dikembangkan sendiri oleh manajemen perusahaan. Tetapi memasuki era globalisasi
dimana teknologi menjadi salah satu komponen penting dalam kehidupan manusia,
sistem informasi manajemen pun mengalami kemajuan. Mulai banyak perusahaan yang
melirik sistem informasi manajemen berbasis TI untuk meningkatkan kinerja
perusahaan. Memang banyak manfaat dan kemudahan yang akan didapat, tidak hanya
bagi pihak perusahaan, tapi juga untuk para customer yang melakukan hubungan
dengan perusahaan.Telah dibuktikan bahwa penerapan TI pada perusahaan dapat
meningkatkan kinerja dan performa, namun bukan berarti semua perusahaan serta memutuskan untuk menggunakan SIM berbasis TI
bagi perusahaan mereka. Masih ada juga perusahaan yang bertahan dengan sistem
yang telah mereka miliki. Terlepas dari semua itu, dalam hal ini Perusahaan
Taxi “Blue Bird”.
·
Teknologi
GPS mempermudah operator dalam menentukan posisi konsumen dan
armada mana yang dapat menjangkaunya,
sehingga pelayanan bisa dilakukan lebih cepat dan mengurangi antrean pemesanan. Keunggulan lainnya, konsumen tidak
perlu mendengarkan suara dari radio komunikasi
ketika ada pemesanan yang masuk ke pengemudi taksi.
·
Perusahaan
transportasi Blue Bird berhasil mengimplemantasikan solusi Business Intelligent (BI), yakni SAP NetWeaver
Business Intelligent (SAP NetWeaver BI).
Ini merupakan suatu solusi yang mengolah
data mentah menjadi informasi pendukung
pengambilan keputusan perusahaan dan proses bisnis sehingga mampu memberikan gambaran lengkap dari bisnis untuk
memenuhi kebutuhan yang berbeda dari
para pengguna, professional TI dan manajemen senior. Solusi ini disediakan melalui teknologi portal enterprise dan
menyediakan kepada para penggunanya suatu infrastruktur andal, peralatan yang
komprehensif, kemampuan untuk melakukan perencanaan dan simulasi, serta
fungsionalitas data-warehousing.
·
Aplikasi
Business Intelligent diperlukan
perusahaan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan menyediakan akses ke data guna membantu
penggunanya mengambil keputusan bisnis
secara akurat. SAP (System
Application and Product) adalah software ERP (Enterprise Resources Planning), yaitu merupakan tools IT
dan manajemen dalam membantu pencanaan dan
kebijakan perusahaan didalam mengambil keputusan, serta merupakan software yang diimplementasikan untuk
mendukung organisasi dalam menjalankan
kegiatan operasional secara lebih efisien dan efektif. SAP terdiri dari
serangkaian modul aplikasi yang mampu
mendukung semua transaksi perusahaan. Semua modul dalam aplikasi SAP dapat diintegrasikan secara
terpadu antara satu dengan lainnya serta
memungkinkan ketersediaan data yang akurat dan aktual. ERP merupakan suatu perangkat lunak yang
didesain untuk memadukan proses bisnis
yang ada, pengunaan database perusahaan untuk menghasilkan informasi yang valid. ERP dan Business Intelligence
mempunyai keterkaitan, ERP merupakan sistem
yang menintegrasikan seluruh sistem yang ada dalam suatu perusahaan
untuk mendapatkan informasi yang benar
dan digunakan untuk pengambilan keputusan.
·
Proses
implementasi secara hirarki dan dengan dukungan tenaga-tenaga konsultan yang professional dan berkualitas
juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan proses implementasi. Konsultan
yang andal memahami bahwa pendekatan
dari bottom up untuk mengimplementasikan business intelligent akan
membutuhkan waktu yang panjang.
Sedangkan metode top down merupakan metode yang tepat untuk mengimplementasikan Business Intelligent. Blue Bird Group mengimplementasikan SAP
Netweaver BI untuk modul-modul Financial
Accounting (FI), Controlling (CO), CO Profitability Analysis (CO PA) Plant Maintenance (PM), dan modul yang dirancang
khusus yang dinamakan “Taximeter System”
dari legacy VB sistem perusahaan. Proses implementasi dilakukan oleh
Hermis consulting. Pada fase pertama,
SAP NetWeaver BI “GO Live”.
2.
Blue
Bird selanjutnya menginstal SAP
NetWeaver BI sebagai suatu solusi
yang membantu perusahaan untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari sistem SAP-nya. Melalui
implementasi solusi tersebut, Blue Bird berkeinginan memiliki suatu solusi BI
yang memberikan fungsionalitas menyeluruh dan
terbaik, serta di saat yang bersamaan juga menyediakan fitur-fitur bagi
kebutuhan spesifik industri. Dengan
tujuan integrasi dan akurasi data, solusi MySAP Business Suite
dimanfaatkan Blue Bird untuk menangani
semua itu. MySAP Business Suite merupakan solusi peranti lunak dengan fungsi luas. Dengannya, Blue
Bird dapat memonitor banyak informasi
penting secara mudah dan tepat waktu. Data tersebut akan tersedia sesuai
dengan informasi yang diperlukan oleh
jajaran management untuk membuat keputusan secara cepat. Ini tentu meningkatkan efisiensi
perusahaan. Implementasi mySAP Business
Suite tersebut meliputi fungsi keuangan, controlling, sales &
distribution, material management dan
fleet management.
Di
samping itu, SAP secara khusus
mengembangkan dua fungsi lain untuk Blue Bird, yakni Driver Management
dan Operation & Reservation
Management agar bisa disatukan dengan sistem mereka yang berbasiskan Visual Basic. Implementasi SAP
dapat membawa perubahan besar bagi
perusahaan ini. Dapat dibayangkan hanya dengan mengklik sebuah tombol,
maka dapat melihat visibilitas di
seluruh operasional perusahaan. Blue Bird Group merintis penggunaan MDT (Mobile
Data Transfer) dan GPS sebagai
instrument pelengkap di taksinya. MDT mirip seperti pager, dimana setiap informasi yang terkait dengan pengemudi akan
tampil dilayarnya. MDT juga merupakan
alat penangkap order dalam radius 3-4 km untuk setiap order yang dilelang via data komputer, sehingga tidak ada istilah
lagi pengemudi berebut order atau
spekulasi posisi taksi yang terlalu jauh dari tempat jemput konsumen.
Pada saat ini 50% lebih mobil-mobil Blue
Bird sudah dilengkapi dengan teknologi global positioning system (GPS) yang dapat memantau keberadaan mobil
di jalan raya. Dengan alat ini mobil
dapat dilacak di manapun keberadaannya. Selain memudahkan para pengemudi, penumpang juga merasa lebih terlindungi jika
menggunakan Blue Bird. Salah satu
strategi yang digunakan Blue Bird didalam memelihara loyalitas
pelanggannya ialah dengan menyediakan credit voucher yang tidak hanya untuk
korporat saja, namun juga untuk
perorangan. Pihaknya juga hendak menyediakan tabel diskon tertentu.
3.
Pada
saat ini Blue Bird memiliki pelanggan
korporat lebih dari 650 perusahaan. Selama ini banyak masyarakat yang mengenal Blue Bird memang bukan karena
tarifnya yang murah, melainkan karena nyaman, aman, berkualitas dan lain sebagainya.
Sebagai langkah akhir, yang dapat dilakukan Blue Bird untuk mempertahankan
adalah dengan meningkatkan kualitas
layanan yang aman dan nyaman. Untuk menjamin hal tersebut, pihak
Blue Bird sering menggunakan mistery
shopper atau penumpang yang diminta untuk menguji sopir. Seiring dengan itu, pelatihan bagi para
pengemudi mengenai pentingnya layanan pun
terus digencarkan guna memberikan yang terbaik bagi pelanggan. Basis
usaha Blue Bird terletak pada jasa
transportasi, khususnya adalah taksi dan alat angkutan / kendaraan. Secara langsung yang menjadi
penggerak utama usaha ini adalah para
pengemudi-nya. Selain berfungsi utama sebagai driver, pengemudi juga
menjalankan fungsi sebagai customer
service dan sales force, karena mau tidak mau, para pengemudi inilah yang akan berhadapan langsung dengan
penumpang / customer. Para pengemudi di
Blue Bird dilatih secara khusus dalam berbagai tahapan training. Dari para
pengemudi inilah image Blue Bird dibangun. Sehingga tidak heran bila
masyarakat mengenal Blue Bird karena
para pengemudinya yang baik dan jujur.
BAB
II
BERSAING DENGAN TEKNOLOGI
INFORMASI
KASUS 4
Halaman
78
CONTOH STUDY KASUS
PT.
KOKOH INTI AREBAMA
PT. Kokoh Inti
Arebama
merupakan perusahaan distributor terbesar bahan-bahan bangunan yang didirikan
pada tahun 2004. Dalam tahun pertamanya, perusahaan telah berhasil
mengembangkan bisnisnya dengan pesat didukung oleh jaringan distribusi yang
kuat di 14 kota di Indonesia. Selama tahun 2004, perusahaan telah
mendistribusikan produk-produk bahan bangunan kepada sekitar 2.500
outlet-outlet ritel di seluruh Indonesia. Salah satu prinsipal terbesar
perusahaan saat ini adalah PT KIA Keramik yang baru-baru ini memenangkan ICSA
Awards kedua kalinya dari majalah SWA. Tahun ini, PT Kokoh Inti Arebama
berencana menambah jaringan distribusinya menjadi 16 cabang di akhir tahun
nanti dan target menjadi 20 cabang di 20 kota pada tahun 2006 mendatang. Dengan
penambahan jumlah cabang diharapkan perusahaan dapat melayani sekitar 2.940
outlet pada akhir tahun ini dan sebanyak 3.500 di tahun 2006. Sebagai salah
satu pemain di industri bahan bangunan, PT Kokoh Inti Arebama dituntut untuk
terus berinovasi dan menyediakan layanan yang memberikan nilai tambah pada
prinsipal dan konsumennya. Pada awalnya, PT KIA menggunakan sistem TI inti
buatan sendiri (in-house). Tapi Guna mendukung ambisi menjadi distributor bahan
bangunan terbesar di Indonesia, PT Kokoh Inti Arebama rela mengganti sistem TI
yang lama dengan aplikasi dari vendor besar. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi dan meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan dengan
mengintegrasikan proses bisnis sehingga memiliki daya saing tinggi di industri.
Untuk
mewujudkan ambisi menjadi distributor bahan bangunan terbesar di Indonesia, PT
Kokoh Inti Arebama meminta bantuan beberapa ahli untuk menentukan SIM yang bisa
memenuhi kebutuhan dari sisi kontrol internal, serta informasi yang cepat dan
akurat bagi manajemen. Pada pertengahan 2005 disusunlah SOP internal untuk
menentukan sistem TI yang hendak diterapkan. Untuk itu manajemen Kokoh lebih
dulu melakukan benchmarking ke perusahaan sejenis (dalam hal ini PT Surya Toto)
dan distribusi farmasi (PT Anugerah Pharmindo Lestari); disusul dengan
mengundang vendor solusi TI (SAP, Oracle dan Microsoft). Setelah melakukan
evaluasi, akhirnya diputuskan untuk memakai solusi dari Microsoft.
Pertimbangannya, selain cukup sesuai dengan kebutuhan, juga sistemnya dianggap
relatif lebih mudah digunakan (user-friendly). PT KIA memutuskan
mengimplementasikan sistem teknologi informasi terintegrasi dari Microsoft,
yakni Microsoft Business Solutions - Axapta untuk menjamin penyediaan layanan
terbaik bagi konsumen. Solusi Microsoft Axapta yang sangat fleksibel dinilai
mampu memenuhi kebutuhan komputerisasi yang terintegrasi serta menyajikan
informasi secara real-time untuk menunjang proses bisnis PT Kokoh Inti Arebama
di masa mendatang. Dengan informasi real – time tersebut, PT KIA dapat
mengambil keputusan mengenai strategi bisnis dengan lebih mudah, cepat dan
akurat.
Ketersediaan
data dan informasi yang cepat adalah salah satu kunci sukses untuk bisa unggul
dalam persaingan bisnis. Axapta menawarkan itu semua, plus segala kemudahan
dari Microsoft. Microsoft Axapta adalah sebuah aplikasi bisnis yang dilengkapi
banyak fungsi terpadu. Mulai dari modul manufacturing, supply chain management,
financial management, distribution, project accounting, customer relationship
management, human resources management, sampai business analysis. Istimewanya,
karena menggunakan platform Microsoft, solusi ini amat mudah diintegrasikan dengan produk Microsoft
lainnya, umpamanya Microsoft Word, Excel dan lain-lain. Tampilannya pun mirip
aplikasi Microsoft pada umumnya. Jika
dibanding solusi sejenis lainnya, Microsoft Axapta sangat fleksibel dan mudah
dimodifikasi. Hal ini sangat penting dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
Artinya sistem prosedur kerja dan pemasukan data yang sudah biasa dilakukan
sebelumnya tak perlu mengalami perubahan berarti. Dari sisi investasi, jelas
lebih efisien buat perusahaan. Microsoft Axapta menggunakan sistem lisensi
berbasis concurrent, maksudnya customer hanya membeli lisensi sejumlah klien
yang terhubung ke server pada saat yang bersamaan. Apabila perusahaan memiliki
500 unit komputer, namun pada saat yang bersamaan hanya ada 20 komputer yang
terhubung ke server Axapta, maka perusahaan ini hanya perlu membeli 20 buah
lisensi, bukan 500 buah. Apalagi Microsoft Axapta hanya memerlukan satu atau dua
buah server dengan konfigurasi standar berbasis Microsoft Windows Server. Lalu
untuk komputer klien juga tidak memerlukan spesifikasi khusus karena Microsoft
Axapta masih keluarga Microsoft seperti halnya Microsoft Word, Excel, dan Power
Point.
Fleksibilitas
Microsoft Axapta tidak sampai disitu, solusi ini juga sangat scalable-solusi
yang sangat mudah diaplikasikan dengan performa yang tinggi guna mendukung
perkembangan perusahaan. Dan, tak kalah penting, Microsoft Axapta merupakan
solusi global yang mampu mendukung kebutuhan perusahaan yang menggunakan bahasa
atau mata uang yang berbeda. Implementasi sistem Enterprise Resources Planning
(ERP) baru ini mulai dilakukan pada Oktober 2005, di 8 cabang. Sasarannya
adalah mengintegrasikan sistem logistik Kokoh dengan sistem manajemen
penjualan, pemasaran dan keuangan, serta mengintegrasikan cabang-cabang. Dan
hanya dalam rentang tiga bulan, implementasi sudah kelar (go live). Total
investasi yang mencapai US$ 500 ribu. Itu sudah termasuk biaya pembelian hardware,
software dan lisensi. Sejak awal implementasi, PT KIA sudah mengantisipasi
kemungkinan yang dapat menghambat migrasi sistem. Upaya pendekatan yang
dilakukan, antara lain: manajemen memberikan dukungan top-down dan penuh ke
semua jajaran operasional; mengadakan prapelatihan bagi kepala cabang dan
administrasi sebelum dilakukan pelatihan untuk end user, serta berbagi
informasi dengan melakukan demo aplikasi ke seluruh user di cabang melalui
kepala cabang.
Mengingat
cabang Kokoh tersebar di berbagai kota, maka untuk koneksi dari cabang
seluruhnya menggunakan fasilitas jaringan dari Lintasarta (VPN-IP). Semua
koneksi disentralisasi pada dua terminal server yang ada di kantor pusat.
Terminal server ini menghubungkan user ke aplikasi sistem melalui server aplikasi.
Sementara data disimpan di server database, yang secara fisik terpisah dari
server aplikasi. Adapun untuk koneksi para user yang ada di kantor pusat,
dibuatkan jaringan LAN. Dengan sistem terpusat seperti itu dan dikontrol
melalui pembagian hak akses ke user, memudahkan tim TI memonitor pemakaian
sistem yang sedang berjalan. Dengan koneksi jaringan seperti itu, semua
transaksi apa pun – seperti penjualan, pembelian, inventori dan pencatatan
keuangan – bisa dilakukan melalui sistem secara real time.
PT
KIA juga tak segan mengimplementasi modul Warehouse Management System (WMS).
Dengan adanya implementasi di warehouse, diharapkan dapat memudahkan proses
penentuan lokasi penyimpanan dan pengambilan barang untuk pengiriman. Selain
itu, bisa diperoleh informasi yang tepat dan akurat terhadap kesiapan
pengiriman (bagian transporter dan ekspedisi) dan jenis pengangkutan yang
dipakai, serta memudahkan analisis ongkos angkut dan biaya lainnya, seperti
untuk loading dan unloading barang. Setiap hari diusahakan tidak ada DO yang
belum selesai diproses. Umur maksimum DO hanya satu hari. Dengan kata lain,
untuk setiap DO yang sudah dibuat oleh staf penjualan, pengiriman barangnya
harus segera dilakukan dan ditindaklanjuti oleh bagian pengiriman yang ada di
warehouse. Setiap pengiriman yang telah dilakukan akan dicatat sebagai
penjualan untuk kemudian ditagihkan ke pelanggan. Informasi tagihan ini akan
secara otomatis muncul di Bagian Collection dan Keuangan untuk dapat dimonitor
kapan jatuh tempo dan pembayarannya.
Dengan pengaplikasian
sistem yang baru,banyak manfaat yang didapat oleh PT KIA. Dari tiga peran utama
sistem informasi manajemen, penerapan TI baru pada PT KIA berhasil mencakup
tiga tataran dari peran system informasi manajemen. Yaitu :
1.
Mendukung
berjalannya proses bisnis dan operasi. Peran ini ditunjukkan dari lebih efisien
dan lancarnya kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan. Pesanan dapat diproses
dengan lebih cepat. Selain itu lebih
menghemat waktu karena semua hubungan antara kantor pusat dan kantor cabang
dilakukan secara real time. Pekerjaan para karyawan juga lebih ringan karena
aplikasi baru yang digunakan telah memiliki kemampuan untuk mengatur data –
data perusahaan yang ada.
2.
Membantu
dalam pengambilan keputusan bisnis. Dengan sistem yang baru, manajemen lebih mudah menentukan keputusan –
keputusan apa yang akan diambil terkait dengan perusahaan. Misalkan jika ada
pemesanan dari customer di kantor cabang, kantor pusat dapat segera mendapatkan
informasi dan memproses pemesanan tersebut.
3.
Membantu
dalam menentukan strategi untuk menciptakan keunggulan dibandingkan kompetitor.
Dengan segala kemudahan yang didapatkan dari penerapan sistem baru, PT KIA
dapat menentukan strategi untuk memajukan perusahaan. Untuk mengungguli
kompetitornya, PT KIA memutuskan untuk membuka kantor cabang baru guna
menjaring lebih banyak pelanggan dan meningkatkan penjualan.
Terbukti
dari penggunaan sistem baru, PT KIA mendapatkan banyak kemudahan dan kemajuan
dalam perusahaan. Dengan sistem yang ada, bukan mustahil jika suatu saat nanti
PT KIA berhasil memenuhi ambisinya untuk menjadi distributor bahan bangunan
terbesar di Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa penerapan SIM dengan dukungan TI
sangat diperlukan untuk meningkatkan kompetensi perusahaan dalam hal pelayanan
bagi para customer. Selain itu, SIM dengan dukungan TI akan memudahkan tugas
manajemen dalam mengatur perusahaan. Tanpa adanya SIM, perusahaan yang
bersangkutan tidak akan dapat memberikan pelayanan yang maksimal bagi para
customer. Kemungkinan terjadi ketidakefisienan pengelolaan perusahaan juga akan
semakin besar. Penerapan sistem informasi manajemen berbasis TI yang dilakukan
oleh PT KIA adalah keputusan yang sangat tepat. Karena dengan adanya sistem
yang lebih mutakhir tersebut, perusahaan telah mengalami kemajuan dan proses
manajemen menjadi semakin lancar.
PERTANYAAN
STUDI KASUS
1.
Apakah
manfaat bisnis dari menggunakan teknologi informasi untuk membangun hubungan
pelanggan strategis bagi PT.
Kokoh Inti Arebama ? Apa manfaat bisnis untuk pelanggan mereka?
2.
Penggunaan
strategis mana dari teknologi informasi yang dibahas dalam bab ini dan
dirangkum dalam Gambar 2.3 dan 2.5 yang menurut anda diterapkan dalam kasus
ini? Jelaskan alasan pilihan anda.
3.
Bagaimana
perusahaan lain memperoleh manfaat dari penggunaan TI untuk membangun hubungan
pelanggan strategis?
PENYELESAIAN
1. PT Kokoh Inti Arebama dituntut
untuk terus berinovasi dan menyediakan layanan yang memberikan nilai tambah
pada prinsipal dan konsumennya. Pada awalnya, PT KIA menggunakan sistem TI inti
buatan sendiri (in-house). Tapi Guna mendukung ambisi menjadi distributor bahan
bangunan terbesar di Indonesia, PT Kokoh Inti Arebama rela mengganti sistem TI
yang lama dengan aplikasi dari vendor besar. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi dan meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan dengan
mengintegrasikan proses bisnis sehingga memiliki daya saing tinggi di industri.
·
Untuk
mewujudkan ambisi menjadi distributor bahan bangunan terbesar di Indonesia, PT
Kokoh Inti Arebama meminta bantuan beberapa ahli untuk menentukan SIM yang bisa
memenuhi kebutuhan dari sisi kontrol internal, serta informasi yang cepat dan
akurat bagi manajemen.
·
PT
KIA memutuskan mengimplementasikan sistem teknologi informasi terintegrasi dari
Microsoft, yakni Microsoft Business Solutions - Axapta untuk menjamin
penyediaan layanan terbaik bagi konsumen. Solusi Microsoft Axapta yang sangat
fleksibel dinilai mampu memenuhi kebutuhan komputerisasi yang terintegrasi
serta menyajikan informasi secara real-time untuk menunjang proses bisnis PT
Kokoh Inti Arebama di masa mendatang. Dengan informasi real – time tersebut, PT
KIA dapat mengambil keputusan mengenai strategi bisnis dengan lebih mudah,
cepat dan akurat.
2. INOVATIF
·
Menciptakan
produk dan layanan baru yang menyertakan komponen TI
·
Mengembangkan
pasar baru yang berbeda atau ceruk pasar baru dengan bantuan TI
·
Membuat
perubahan radikal bagi proses bisnis dengan TI yang secara dramatis memotong
biaya, meningkatkan kualitas, efisiensi, atau layanan pelanggan (customer
service) atau memperpendek waktu ke pasar.
Dengan pengaplikasian sistem yang
baru,banyak manfaat yang didapat oleh PT KIA. Dari tiga peran utama sistem
informasi manajemen, penerapan TI baru pada PT KIA berhasil mencakup tiga
tataran dari peran system informasi manajemen. Yaitu :
1.
Mendukung
berjalannya proses bisnis dan operasi. Peran ini ditunjukkan dari lebih efisien
dan lancarnya kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan. Pesanan dapat diproses
dengan lebih cepat. Selain itu lebih
menghemat waktu karena semua hubungan antara kantor pusat dan kantor cabang
dilakukan secara real time. Pekerjaan para karyawan juga lebih ringan karena
aplikasi baru yang digunakan telah memiliki kemampuan untuk mengatur data –
data perusahaan yang ada.
2.
Membantu
dalam pengambilan keputusan bisnis. Dengan sistem yang baru, manajemen lebih mudah menentukan keputusan –
keputusan apa yang akan diambil terkait dengan perusahaan. Misalkan jika ada
pemesanan dari customer di kantor cabang, kantor pusat dapat segera mendapatkan
informasi dan memproses pemesanan tersebut.
3.
Membantu
dalam menentukan strategi untuk menciptakan keunggulan dibandingkan kompetitor.
Dengan segala kemudahan yang didapatkan dari penerapan sistem baru, PT KIA
dapat menentukan strategi untuk memajukan perusahaan. Untuk mengungguli kompetitornya,
PT KIA memutuskan untuk membuka kantor cabang baru guna menjaring lebih banyak
pelanggan dan meningkatkan penjualan.
Terbukti
dari penggunaan sistem baru, PT KIA mendapatkan banyak kemudahan dan kemajuan
dalam perusahaan. Dengan sistem yang ada, bukan mustahil jika suatu saat nanti
PT KIA berhasil memenuhi ambisinya untuk menjadi distributor bahan bangunan
terbesar di Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa penerapan SIM dengan dukungan TI
sangat diperlukan untuk meningkatkan kompetensi perusahaan dalam hal pelayanan
bagi para customer. Selain itu, SIM dengan dukungan TI akan memudahkan tugas
manajemen dalam mengatur perusahaan. Tanpa adanya SIM, perusahaan yang
bersangkutan tidak akan dapat memberikan pelayanan yang maksimal bagi para
customer. Kemungkinan terjadi ketidakefisienan pengelolaan perusahaan juga akan
semakin besar. Penerapan sistem informasi manajemen berbasis TI yang dilakukan
oleh PT KIA adalah keputusan yang sangat tepat. Karena dengan adanya sistem
yang lebih mutakhir tersebut, perusahaan telah mengalami kemajuan dan proses
manajemen menjadi semakin lancar.
3. Teknologi Informasi sudah umum dan sistematis. setiap bisnis tunggal
dapat memperoleh manfaat dari penggunaan TI untuk membangun hubungan strategis terhadap pelanggan. Pelanggan adalah aset yang paling penting untuk setiap organisasi bisnis
sehingga mereka perlu mempersiapkan diri dengan pemeliharaan yang tinggi dan
fasilitas pelayanan untuk menjaga pelanggan mereka. Dengan menggunakan Teknologi
Informasi dalam manajemen hubungan pelanggan yang strategis mereka dapat
memastikan efisiensi dan efektivitas sesuai
dengan harapan pelanggan mereka, menghemat biaya dan waktu
pelanggan mereka serta meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka. Membuat
pelanggan senang dan puas, Sehingga
organisasi dapat menggunakan TI untuk menyediakan fasilitas layanan yang nyaman
kepada pelanggan bersama dengan informasi yang akurat dan fakta tentang produk
dan layanan organisasi.
-
Peningkatan kualitas informasi yang diberikan dan
penurunan biaya manajemen informasi.
Hal ini dapat membuat pelanggan yakin dan percayaterhadap organisasi. Dan organisasi memiliki manfaat untuk menjaga konsumen dan profitabilitas yang lebih tinggi karena manajemen informasi yang efisien.
Hal ini dapat membuat pelanggan yakin dan percayaterhadap organisasi. Dan organisasi memiliki manfaat untuk menjaga konsumen dan profitabilitas yang lebih tinggi karena manajemen informasi yang efisien.
-
Waktu dan peningkatan produktivitas.
Organisasi dapat
menghemat waktu untuk menemukan sesuatu yang keluar dari kekacauan dan
pelanggan dapat menikmati fasilitas lokasi cepat dan solusi dari masalah
mereka.
-
Pengembangan paket layanan produktif dan user-friendly.
Ini bermanfaat bagi pelanggan dan organisasi dalam
hal profitabilitas dan produktivitas.
sangat membantu untuk copy paste
BalasHapus